BERITA MANOKWARI

KOMUNITAS PENA

Subscribe

Lokalisasi Ditutup, HIV/ AIDS Sulit Dikontrol

Diposting oleh Berita Manokwari on Selasa, 26 Mei 2009

Dinsos : Eks PSK Diarahkan Berwirausaha


Manokwari– Penutupan lokalisasi 55 di Maruni tak bisa menyelesaikan masalah HIV/ AIDS di Manokwari, sebaliknya, upaya pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS akan mendapat tantangan dan masalah serius.

Pengelola program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua Barat, Yogi Marianto berpendapat, penutupan lokalisasi akan diikuti oleh peningkatan jumlah lokasi – lokasi praktek seks komersial terselubung terutama di kota Manokwari. Alhasil, laju penyebaran HIV/ AIDS sulit dikontrol.
Kasus penutupan kawasan lokalisasi Tanjung Elmo di Jayapura, kata Yogi, bisa menjadi pembanding atas rencana tersebut. Dampak penutupan lokalisasi Tanjung Elmo adalah merebaknya praktek komersialisasi seks terselubung di kota Jayapura dan sekitarnya.
“Saat lokalisasi itu ditutup yang mucul kemudian adalah lokasi – lokasi. Akhirnya kebijakan ini ditinjau ulang. Kini lokalisasi itu dibuka kembali karena penutupannya justru munculkan masalah baru,” bandingnya, Selasa (12/5) kepada Cahaya Papua di Cendrawasih Room, Billy Jaya Hotel, Manokwari.
Jauh lebih baik, kata Yogi, jika praktek komersialisasi seks dilokalisir seperti pada kawasan 55 Maruni. Sebab berbagai kebijakan yang berkaitan dengan upaya penanggulangan HIV/ AIDS, bisa diberlakukan secara lokal, khusus pada kawasan tersebut. Misalnya peraturan pemakaian kondom bagi pelanggan.
Dengan demikian upaya untuk meminimalisir penyebaran HIV/AIDS jauh lebih mudah.
Sejumlah daerah di Tanah Papua, sebutnya, memang tak memiliki kawasan lokalisasi, namun faktanya praktek komersialisasi seks tetap berlangsung secara terselubung.
“Lagi pula, latar belakang dilokalisirnya aktivitas PSK di Maruni, dimaksud untuk meminimalkan jumlah lokasi – lokasi yang dulu banyak terdapat di kota Manokwari,” katanya.
Yogi mengungkap, sejumlah aktivis dan pemerhati HIV/ AIDS baik di dalam maupun luar Manokwari tetap mencermati wacana ini. Apalagi latar belakang rencana ini berkaitan hal yang sensitif yakni persoalan identitas dan citra Manokwari sebagai kota Injil
“Memang ini agak berat karena berkaitan dengan sejarah dan argumentasi moral berbasis agama. Saya kira yang dibutuhkan saat ini adalah, mendudukkan semua pihak untuk mencari solusi terbaik. Meski pada prinsipnya, kami memandang bahwa rencana ini bukan solusi yang baik terutama dalam hal pencegahan dan penanggulangan HIV/ AIDS,” sebutnya.

Wirausaha
Terlepas dari sikap tersebut, lanjutnya, penting untuk menyiapkan rencana alternatif andai kawasan lokalisasi 55 benar – benar ditutup. Dalam konteks ini, yang harus bekerja lebih banyak adalah pemerintah melalui dinas sosial.
Misalnya, para PSK dibekali keterampilan khusus melalui pelatihan lantas difasilitasi untuk berwira usaha. “Namun ini tak semudah membalik telapak tangan. Sebab, Motif ekonomi dibalik aktivitas PSK sangat kuat. Saat menjadi PSK mereka terbilang mudah mencari uang dalam jumlah besar dan waktu singkat. Kondisinya tentu berbeda ketika mereka berwira usaha,” tandasnya.
Rencana penutupan lokalisasi berkaitan dengan klausul penertiban lokalisasi dalam Rancangan peraturan Daerah (Raperda) penataan Manokwari sebagai Kota injil. Ranperda tersebut sedang dibahas di DPRD Manokwari.
Terpisah, kepala Bidang Pelayanan Sosial Dinas kesejahteraan Sosial Manokwari, Winston Suebu mengatakan penutupan lokalisasi 55 di Maruni tak boleh dilakukan secara serta merta. Besar kemungkinan penutupan itu memunculkan masalah kesehatan maupun masalah sosial terutama terhadap eks PSK.
Winston mengatakan pihaknya akan menyiapkan pelatihan khusus bagi PSK di Maruni. Pelatihan yang mencakup memasak dan menjahit itu akan diikuti oleh PSK yang memilih tinggal di Manokwari. Pemeriran, lanjutnya, akan mengupayakan tiket pesawat bagi eks PSK yang memilih pulang kampung.
“Sebelum pelatihan kami akan melakukan pendataan jumlah PSK, dan setelah pelatihan kami mengupayakan agr mereka mendapat tempat untuk menjalankan usahanya,” sebut Winston.
Menyusul rencana penutupan itu, Wilson menegaskan agar para germo di Lokalisasi 55 Maruni tak lagi mendatangkan PSK baru. (che/cr-41/m’bun)

0 komentar: