BERITA MANOKWARI

KOMUNITAS PENA

Subscribe

Dua Warga Brawijaya Dihajar Oknum Polisi

Diposting oleh Berita Manokwari on Selasa, 26 Mei 2009

Motif pemukulan tidak jelas

Manokwari– Sudah jatuh, tertimpa tangga. Peribahasa soal nasib orang yang mendapat naas beruntun ini nampaknya tepat dialamatkan kepada Herman Baru, warga yang tinggal di Kompleks Misi, Brawijaya Manokwari.

Minggu (24/5) lalu, pria yang juga anggota satuan polisi pamog praja ini dihajar delapan orang yang tak ia kenal saat sedang membakar sampah di halaman pasar kaget misi, Brawijaya.
Disebut naas beruntun, sebab kasus ini bukannya selesai. Malah, saat melaporkan kasus ini ke polisi, Herman Baru justru mendapat bogem mentah untuk kedua kalinya dari oknum anggota Mapolres bernisial ES.
Peristiwa apes itu berawal sekitar pukul 02.00 WIT dinihari, ketika Herman sedang membakar sampah. Tiba – tiba delapan orang yang turun dari sebuah angkot menghajarnya.
Merasa terdesak, Herman lalu meminta bantuan. Untunglah, saat itu ada kawannya yang bernama Roni Baru yang sigap dan langsung menghubungi pihak mapolres.
Tak berapa lama, satu unit patroli SPK tiba di lokasi kejadian. Keduanya kemudian dianjurkan untuk memberikan keterangan di kantor Polisi.
Namun keramahan polisi berubah ketika mobil patroli yang mengangkutnya bersama Roni memasuki halaman Mapolres. Tanpa ia ketahui sebabnya, salah satu oknum anggota Mapolres berinisial ES tiba – tiba menghajarnya dan Roni. Pelipis mata sebelah kanan Roni bengkak. Sementara Herman, meringis usai mendapat sebuah tendangan di kaki kirinya dan pipi kanannya.
Karena mendapat perlakuan tersebut, keduanya batal memberikan keterangan di kantor Polisi dan memilih pulang kerumah.
“Pemukulan ini salah sasaran, apalagi kami ini korban, bukan
pelaku,” ketus Herman, kemarin kepada wartawan, Senin (25/5) usai melaporkan kejadian yang merek dialami ke Mapolres. Tentu saja mereka melapor setelah meminta visum RSUD.
“Roni dipukul polisi itu (ES) sampai mata kanannya bengkak, kemudian pipi sebelah kanan saya juga ditendang,” aku Herman sambil mengusap pipi kanannya yang memar.
Ia mengatakan, pemukulan dirinya oleh delapan orang di Brawaijaya akan diselesaikan secara adat. Sementara pemukulan yang dilakukan oleh oknum anggota Mapolres, hendak ia selesaikan secara hukum melalui mapolres. “Ini tidak bisa diubah,” ujarnya.
Kanit P3D Mapolres, Aiptu Fredy Soplanit yang dikonfirmasi media ini, enggan berkomentar soal kasus ini. “Kami tidak berwenang memberikan keterangan pada pers, sebaiknya langsung dikonfirmasi kepada pak Kapolres,”ujarnya via ponsel.
Sementara Kapolres AKBP. Pit Wahyu tak berhasil dihubungi saat hendak dikonfirmasi via ponselnya. (air)

0 komentar: