BERITA MANOKWARI

KOMUNITAS PENA

Subscribe

Delapan Tahun Mengembara

Diposting oleh Berita Manokwari on Minggu, 13 September 2009

Mantan Anggota OPM “Pulang Kampung”

Wasior– Delapan tahun lamanya hidup dalam pengembaraan, AW, mantan aktivitis Organisasi Papua Merdeka (OPM), akhirnya memilih turun gunung dan kembali berkumpul bersama keluarganya di kabupaten berjuluk “Sasar Wondama” itu.
Diantar kedua orang tuanya, Jumat (11/9) siang, AW kemudian mendatangi kediaman Bupati Pemkab Teluk Wondama Drs. Alberth H. Torey,MM di Manggurai. Maksud kedatangannya,

untuk menyatakan kembali dapat menjalani kehidupan normal sekaligus memohon perlindungan hukum dari orang nomor satu Wondama itu. Sebelumnya, AW bersama puluhan warga Suku Mayrasi (Suku Asli wilayah Naikere-Wombu,red) berangkat dari Wombu menggunakan perahu Jhonson menuju Kampung Kaibi, Distrik Wondiboi.
Keinginan tulus AW bisa kembali hidup normal, disambut baik bupati Torey. Bahkan, orang nomor satu di Pemkab Teluk Wondama itu menyebut kembalinya AW adalah bentuk mu’jizat dari Tuhan yang tidak disangka-sangka sebelumnya. Bupati juga mengajak seluruh warga masyarakat termasuk institusi kepolisian, TNI dapat menerima dengan baik kehadiran AW dan memperlakukannya layaknya seperti warga masyarakat biasa.
“Saya menyerahkan keselamatan jiwa dan raga AW kepada kita semua, termasuk Kapolres dan seluruh komunitas intelijen. Saya ingin kita buat Wondama ini berbeda dengan daerah lain di Indonesia,“ ungkap Torey, pada malam syukuran khusus yang dihadiri AW bersama keluarga Jumat malam di kediaman bupati.
Sambutan hangat dan bersahabat juga diungkapkan Kapolres Teluk Wondama, AKBP. Drs. Setyo Budianto,SH.MH malam itu, orang nomor satu di Mapolres Teluk Wondama itu menghimbau seluruh komponen masyarakat, menyambut dengan suka cita kehadiran AW ditengah-tengah masyarakat.
Kepada wartawan usai acara syukuran, Budianto membenarkan AW adalah salah satu yang terlibat langsung pada peristiwa penyerangan tahun 2001 silam. Saat kejadian di wilayah perusahaan PT Dharma Mukti Persada (DMP,red) kala itu, aksi AW cs melakukan aksi penyerangan hingga terbunuhnya 5 personil Brimobda Polda Papua yang bertugas di wilayah perusahaan kayu di Wasior. Kata Kapolres, sesuai pengamatan aparatanya di lapangan, selama dalam pelarian AW tidak pernah melakukan sesuatu yang berpotensi mengancam kondisi keamanan di Wondama.
“Sebenarnya kita sudah tidak terlalu mempersoalkan masa lalunya. Apalagi kasus Wasior berdarah, bisa dikatakan sudah ditutup. Yang kita hargai adalah niat baiknya untuk hidup normal kembali. Selama ini memang kita tidak terlalu mengkuatirkan dia, karena dia tidak bersenjata dan tidak punya massa. Kalau toh masih ada, mungkin semangat dan militansinya saja,“ tutur Budianto.
Kendati demikian, pengawasan terhadap AW tetap dilakukan, meski sudah tidak seketat seperti biasanya. “Kita tunggu petunjuk lanjutan dari Polda,“ sebut Budianto.
Sementara itu, keterangan yang dihimpun CP, AW terlibat dalam penyerangan di Kampung Isui yang berujung tewasnya 5 personel Brimob Polda Papua, tahun 2001 silam. Peristiwa inilah yang kemudian memicu terjadinya tragedi Wasior Berdarah yang merenggut ratusan nyawa tak berdosa.
Sejak meletusnya peristiwa itu, AW bersama rekan-rekannya diantaranya Kabor Awom (tewas tertembak beberapa waktu lalu-red) melarikan diri ke wilayah pegunungan, dan dinyatakan sebagai TO kepolisian. Tidak seperti rekannya yang hijrah ke sejumlah daerah kantong OPM, AW kabarnya hanya memilih mengasingkan diri di hutan karena kuatir tertangkap aparat.
Sebelum memutuskan kembali ke kota, beberapa waktu terakhir AW bersama keluarganya merintis hadirnya komunitas gereja GKI di wilayah Urere. Terakhir AW tercatat sebagai tenaga honorer di Kantor Distrik Naikere, Wombu sekaligus mengajar di salah satu SD di daerah itu. (brv/dhs/cp)

0 komentar: